1. Apa Persamaan dan perbedaan dari Enterpreneur dengan Technopreneur.
Persamaan antara technopreneur dan entrepreneur keduanya memiliki persamaan yaitu peduli profit. Namun seorang technopreneur juga harus peduli teknologi. Bentuk keperduliannya itu bisa berupa pengembangan ide-ide invensi yang ada menjadi solusi teknis teruji melalui riset-riset. Percuma jika seorang mahasiswa hanya mendalami suatu ilmu pengetahuan untuk mendapatkan nilai A saja. Mereka harus mengaplikasikan ilmu yang mereka dapatkan dengan sebuah kontribusi nyata yang berguna bagi diri sendiri dan orang lain.
Perbedaan antara technopreneur dan entrepreneur adalah; Entrepreneur didefinisikan sebagai seseorang yang membawa sumber daya berupa tenaga kerja, material, dan aset lainnya pada suatu kombinasi yang menambahkan nilai yang lebih besar daripada sebelumnya, dan juga dilekatkan pada orang yang membawa perubahan, inovasi, dan aturan baru. Sedangkan Technopreneurship adalah pengembangan dari enterpreneur, sehingga diharapkan pergerakan bisnis tersebut selalu baik.
2. Jelaskan berapa tahapan yang diperlukan untuk mengembangkan jiwa entrepreneurship?.
1. Memulai Bisnis dengan Niat dan Keyakinan
Ini termasuk kunci dasar yang harus dimiliki oleh wirausahawan. Bagaimana tidak? Bila kita membuka bisnis tanpa adanya niat dan keyakinan, pasti bisnis tersebut tidak akan berjalan maksimal. Jadikan niat dan keyakinan untuk berwirausaha sebagai pondasi membangun sebuah bisnis. Jika sudah berniat untuk berbisnis, langkah selanjutnya adalah menumbuhkan keyakinan untuk membangun bisnis menjadi nyata dan meraih sukses.
2. Memiliki Kecepatan Melihat Peluang
Banyak orang memulai bisnis mandiri karena memanfaatkan peluang yang mereka peroleh di lingkungannya. Peluang harus dicari. Bila perlu, pergi untuk melakukan perjalanan sekadar mencari peluang-peluang bisnis. Karena setiap orang yang berwirausaha harus pandai mencari peluang. Dari peluang itulah bisa tercipta produk atau jasa yang dibutuhkan banyak orang.
3. Pelajari Kisah Sukses Orang Lain
Ada banyak kisah pengusaha sukses yang membangun kerajaan bisnisnya dari nol dengan perjuangan yang berat, jatuh bangun, dan akhirnya mencapai kesuksesan yang besar. Kisah sukses seseorang dalam berbisnis ini dapat menumbuhkan motivasi untuk melakukan hal serupa dan menghindarkan diri dari ketakutan dan risiko yang akan dihadapi. Motivasi yang tinggi untuk berbisnis secara bertahap akan menumbuhkan jiwa entrepreneurship.
4. Modal
Kebanyakan orang ragu untuk memulai bisnis karena tidak ada modal (uang). Untuk mengatasi hal ini, mencari modal menjadi suatu keharusan. Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan bekerja terlebih dahulu. Kerja pun harus serius. Kerjakan beberapa hal lain dalam pekerjaan. Selain menambah pemasukan, juga menambah pengalaman dalam dunia kerja. Modal juga bisa didapatkan dengan cara meminjam ke bank ataupun pihak lain.
5. Fokus dalam Berwirausaha
Banyak halangan dan rintangan yang akan dihadapi dalam memulai sebuah bisnis. Oleh sebab itu, sikap fokus yang dibarengi keyakinan dan optimis wajib dimiliki oleh seorang entrepreneur agar tidak mudah menyerah dan berhenti di tengah jalan.
6. Memiliki Kemampuan Menjual
Hal ini sangat penting dimiliki oleh calon entrepreneur. Bila tidak, semua hanya tinggal angan-angan. Kemampuan menjual adalah satu-satunya cara untuk menarik minat orang agar mau membeli produk atau jasa yang ditawarkan. Dengan terus melatih dan mencoba, kemampuan menjual dapat berkembang dari waktu ke waktu.
7. Lakukan Sekarang Juga
Banyak orang menunda dan beralasan untuk tidak memulai bisnisnya sehingga impiannya untuk memiliki bisnis hanya jalan di tempat tanpa tindakan untuk mewujudkannya. Seorang calon entrepreneur sukses harus memiliki keberanian untuk take action dan menghilangkan ketakutan-ketakutannya serta langsung terjun ke dalam bisnis yang direncanakannya. Jika telah memulai dan menjalankan bisnis dengan konsisten, dengan sendirinya mental dan jiwa entrepreneurship akan terbentuk.
3. Sebutkan karakter-karakter yang dimiliki oleh seorang enterpreneurship.
Memiliki passion terhadap bisnis. Passion atau ketertarikan terhadap bisnis akan memberikan pengaruh positif terhadap keberlangsungan usaha.
Fokus terhadap produk dan pelanggan. Produk yang kita tawarkan harus menarik minat pelanggan.
Produk yang ditawarkan harus sesuai dengan kebutuhan pelanggan. Percuma apabila kita memiliki produk bagus namun tidak ada yang membelinya.
Tidak takut gagal. Entrepreneur mengambil resiko untuk mencoba sesuatu yang baru. Seperti saat mencoba membuat resep makanan baru, kemungkinan gagal selalu ada. Yang penting, entrepreneur memiliki keinginan untuk kembali mencoba dan belajar dari kesalahan.
Kemampuan untuk mewujudkan suatu ide menjadi bisnis. Banyak orang memiliki ide bagus namun tidak bisa mewujudkannya. Seorang entrepreneur yang sukses mampu mewujudkan visi nya menjadi kenyataan.
4. Apa yang harus kita lakukan agar dapat mengikuti jejak negara tetangga di Asia yang sudah lebih dulu memahami dan menerapkan Technopreneurship.
Sumber daya manusia (SDM) penting disiapkan dalam menyambut Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) 2015. Dunia kampus perlu mengambil peran sebagai salah satu kawah candradimuka untuk mencetak para entrepreneur atau wirausahawan baru. Indonesia berpenduduk terbesar di Asean, yakni sekitar 245 juta jiwa. Potensi sumber daya alam (SDA) Indonesia juga sangat besar. Namun, pendapatan per kapita Indonesia berada di urutan kelima di Asean, setelah Singapura, Brunei, Malaysia, dan Thailand. Kondisi ini tak lepas dari minimnya entrepreneur di Indonesia. Bagaimana peran kampus menumbuhkan entrepreneur?. Meningkatkan jumlah entrepeneur merupakan kunci untuk memberikan nilai tambah bagi SDA, pertumbuhan dan pemerataan pembangunan, serta meningkatkan kemakmuran rakyat. Jumlah entrepreneur yang baru 1,6% dari jumlah penduduk Indonesia mesti segera ditingkatkan menjadi minimal 2% sesuai standar internasional. Jumlah entrepeneur di Malaysia mencapai 4% dan Thailand 4,1% dari jumlah penduduk. Negara maju memiliki entrepreneur lebih dari 5%, seperti Singapura 7,2%, Jepang sekitar 10% dari total penduduk. Guna memacu jumlah entrepreneur di Tanah Air, perguruan tinggi harus berperan. Dengan kekuatan analisis, pengembangan teknologi, dan kecepatan penguasaan informasi, perguruan tinggi dapat mendorong tumbuhnya technopreneur, yaitu entrepreneur yang menggunakan teknologi untuk mentransformasi bahan bernilai relatif rendah menjadi produk bernilai tinggi.
5. Apa hubungannya Technopreneurship open source dengan Inovasi di Indonesia?
Dalam perkembangan era digital saat ini banyak bermunculan para technopreneur muda yang inovatif dan mampu menggerakkan roda perekonomian Indonesia menjadi lebih baik. Technopreneur merupakan enterpreneur yang memanfaatkan teknologi menghasilkan inovasi yang dapat diterima oleh konsumen. Technopreneur menjalankan bisnis secara berbeda dari pengusaha lainnya. Bisnis seorang Technopreneur memiliki potensi pertumbuhan yang tinggi dan membutuhkan pengetahuan intektual. Sehingga terdapat hubungan yang kuat antara pengembangan teknologi, inovasi dan enterpreneurship. Dengan memanfaatkan aplikasi open source yang ada saat ini para anak muda bisa mengembangkan usahanya dengan sangat mudah, sangat mudah untuk mencoba berbagai hal untuk menunjang kemajuan bersama demi terbentuknya pencapaian kinerja yang makin baik. Dengan adanya kemudahan ini semakin banyak membantu para Technopreneur muda untuk mengembangkan bisnisnya, sehingga masyarakat semakin ikut senang dan bangga atas apa yang mereka capai. Di sisi mereka berhasil mengembangkan usaha, ada sisi positif lain di mana masyarakat semakin bertambah kecerdasan intelektualnya dengan adanya ide-ide yang di kembangkan ini.
6. Apa langkah cerdas untuk mengurangi tingkat kemiskinan dan pengangguran di Indonesia?
- Mengurangi penggunaan pekerja asing
- Meningkatkan SDM dengan memberikan ilmu yang tinggi
- Memberikan kesempatan SDM kita untuk membuat inovasi
- Menciptakan lapangan kerja yang seluas mungkin.
Disclaimer : Artikel ini saya buat semata untuk memenuhi tugas Technopreneurship dan jika ada kesamaan isi atau pembahasan mohon di harap maklum