Mengapa Ada Orang yang Lebih Memilih Bohong daripada Mengakui Kesalahan?


Dalam hidup, kita akan bertemu orang yang menutup kesalahan dengan kebohongan, bukan karena mereka ingin menyakiti, tetapi karena mereka tidak siap berhadapan dengan diri sendiri. 
Ada yang takut pada konsekwensi, dan ada yang takut pada kehilangan, dan ada pula yang sekedar tidak terbiasa jujur bahkan kepada dirinya sendiri.

Manusia seperti ini sering melihat kejujuran sebagai hukuman, padahal kejujuran sebenarnya adalah jalan pulang. Bagi mereka, mengakui kesalahan terasa seperti seperti pengakuan bahwa dirinya gagal.
Maka mereka memilih bersembunyi di balik cerita yang dibuat-buat, dengan keyakinan bahwa mereka bisa mengatur narasi. Maka mereka bisa menyelamatkan harga diri mereka. Sayangnya, mereka tidak sadar bahwa harga diri tidak pernah bisa diselamatkan dengan cara memalsukan kenyataan.

Yang lebih rumit adalah ketika mereka membalikan keadaan. Ketika dituntut tanggung jawab, mereka merasa disudutkan.
Ketika kita meminta kejelasan, mereka merasa diserang. Lalu muncul kalimat-kalimat yang membuat kita ragu pada kebaikan kita sendiri. Seolah-olah kitalah yang tidak punya empati, padahal yang mereka butuhkan bukan pengertian tambahan, melainkan kesadaran akan apa yang telah mereka lakukan.

Dalam filsafat tentang manusia, ada konsep bahwa seseorang hanya bisa berubah ketika ia berani "duduk bersama dirinya sendiri" mengakui, menghadapi, menerima. 
Orang yang tidak mampu melakukan itu akan terus menghindar lewat alasan, lewat drama, lewat kebohongan kecil yang berubah menjadi besar.

Sementara kita di sisi lain beljar satu hal, bahwa ketenangan bukan datang dari jawaban orang lain, tetapi dari cara kita memilih merespon.
Kita tidak bisa memaksa seseorang jujur.
Kita tidak bisa mengajari seseorang tanggung jawab. Jika ia belum siap dengan keberanian yang dibutuhkan.

Kita hanya bisa menjaga keutuhan diri sendiri.
Tetap bersikap baik tanpa membiarkan diri dimanfaatkan
Tetap berempati tanpa kehilangan batas, dan tetap membuka hati tanpa membiarkan siapapun menginjaknya.

Pada akhirnya kejujuran selalu kembali kepada pemiliknya.
Dan kebohonganpun begitu.
Orang yang berani jujur akan tumbuh, dan yang bersembunyi di balik kebohongan akan terus berputar di lorong yang sama sampai ia siap menyalakan lampu dalam dirinya.

Sedangkan kita?
Kita akan melangkah lebih maju, lebih tenang, lebih bijak, dan lebih tau bahwa kebenaran tidak pernah merugikan.
Yang merugikan hanyalah keberanian untuk jujur yang tertunda.


~Re


Posting Komentar (0)
Lebih baru Lebih lama